Jumat, 16 Juni 2017

[BLOG COMPETITION] Makin Produktif dan Kreatif Bersama Notebook Asus E202


Link Lomba klik di sini

Pagi, siang, sore, petang, malem guys! Hehehe... tergantung kamu bacanya kapan ya. :P

Bagi kamu yang lagi puasa, gimana nih puasanya? Masih lancar kan? Amin, semoga ya. Harus terus semangat karena kita masuk 10 hari terakhir Ramadhan, yang pahalanya semakin berlipat ganda. Hm, By the way, sambil menunggu buka puasa, kali ini aku mau berandai-andai nih. Boleh kan? Boleh dong, siapa tahu di Bulan Ramadhan ini Allah mengijabah apa yang ada di pikiranku, semua hajat-hajatku, terutama tentang angan-angan yang kali ini bakal aku tulis. Hehehe, boleh kan ngarep banget. :P

Oke, jadi ceritanya begini, tempo hari aku dapat tautan dari seorang teman di media sosial, tentang produk terbaru notebook ASUS E202. Awalnya sih iseng aja klik dan baca-baca. Eh tapi, baru beberapa detik membaca spesifikasi dari ASUS E202, aku langsung baper. Hah, baper? Seriusan? Yup, aku beneran baper loh karena kepengen banget punya notebook itu. :'(

Jangankan aku, kamu pasti juga akan merasakan hal yang sama jika menyukai sesuatu tapi belum juga kesampaian. Begitulah yang aku alami sekarang. Selesai membaca apa saja keunggulan yang diberikan ASUS E202, langsung dah aku ngebayangin gimana sih seandainya aku punya tuh notebook. Apalagi notebook berukuran 12 inci dengan baterai yang tahan lama itu. Aku pasti akan merasa lebih tenang ketika mengajar di kelas. Terutama ketika memberikan materi pembelajaran untuk peserta didikku. Ketika mengingat peristiwa di kelas, terkadang aku suka sebal jika menggunakan notebook yang disediakan sekolah, karena sering ngadat kalau digunakan untuk presentasi dalam mengajar. Mungkin seandainya aku punya ASUS E202, kesebalanku akan hilang. Terlebih, untuk bobot ASUS E202 yang cuma 1,21 kg, ah, tentunya ringan banget jika dibawa mondar-mandir antar kelas.

Selain sebagai seorang pengajar di sekolah swasta, di salah satu desa di Madura, aku juga hobi banget nulis novel. Aku nggak kebayang jika sudah seharian mengajar, lalu sepulang kerja lupa mencharger notebook, giliran inspirasi datang, nggak perlu risau memikirkan daya baterai yang minim. Karena notebook
berukuran A4 ini sudah menggunakan prosesor Intel hemat daya yang menawarkan masa aktif baterai hingga 8 jam, dan memiliki port USB 3.1 Type-C yang sangat menghemat waktu, karena USB dapat dicolok dengan berbagai arah colokan reversible setiap saatnya dan kecepatan transfer USB 3.1 ini lebih cepat 11x dibandingkan USB 2.0. Jadi langsung ngetik aja semua yang ada di batok kepala. Gampang kan? Duh, bagaimana aku nggak baper tuh melihat kelebihan ASUS E202 ini?


Belum lagi dengan bentuk yang mungil, pasti bisa dibawa ke mana-mana. Nggak berat di tas. Aku kadang kesusahan jika traveling ke beberapa tempat dah harus membawa notebook. Mungkin kesusahanku akan sedikit berkurang kalau aku punya ASUS E202 ini. Di mana pun lokasi yang akan kukunjungi, dan datang inspirasi, tinggal buka notebook ringan ini kapan saja.

Lagi, jika aku punya notebook yang hadir dalam versi Windows 10 dan juga DOS ini, aku ingin memiliki warna Silk White. Karena bagiku warna putih itu bersih. Kembali suci. Kembali Fitri. Ya, walaupun sebenarnya semua warna yang tersedia sudah bagus-bagus sih. Hehe, seperti Silk White, Dark Blue, Lightning Blue, dan Red Rouge. Tapi tetap saja aku suka sama yang Silk White. :P




Buat kamu yang mungkin sama seperti aku, baper melihat spesifikasi ASUS E202, buruan beli dah. Jangan sampai seperti aku yang hanya bisa berkhayal. Hehehe...

Tapi aku nggak akan berhenti berharap. Aku akan terus berdoa semoga Allah mengabulkan keinginanku memiliki ASUS E202, terlebih di bulan suci Ramadhan ini, nggak ada doa yang nggak dikabulkan. Aku percaya bahwa rejeki nggak akan ke mana. Okay?

Tanah Garam,
Menjelang Buka Puasa,
14 Juni 2017
***
Tulisan ini kutulis untuk mengikuti
Blog Competition ASUS E202 by www.uniekkaswarganti.com.

Kamis, 15 Juni 2017

Pengalaman Mengikuti Bimtek Guru Sasaran Kurikulum 2013


Alhamdulillah...
Akhirnya selesai juga acara yang berlangsung selama 6 hari ini. Yaitu, BIMTEK GS KURIKULUM 2013.

Eit, sorry guys, aku belum nyapa kamu nih. Hehehe, gimana, apa kabar? Semoga sehat wal afiat ya! Yang lagi puasa semoga semakin lancar dan semangat. Amin. Masuk 10 malam terakhir pahalanya makin melimpah loh. Jadi terus semangat ya. :D

Hm, kalau dipikir-pikir, lama juga ya aku nggak posting tulisan. (Sok) Sibuk sih soalnya. Hihihi… tapi pada postingan kali ini aku mau berbagi pengalaman waktu mengikuti Bimbingan Teknik Guru Sasaran Kurikulum 2013, atau sering disingkat BIMTEK GS K-13, yang diadakan di SMA Al Aziz Karang Penang, Sampang, Madura, selama enam hari (dari tanggal 5-10 Juni 2017). Buat kamu yang belum tahu apa itu Bimtek GS K-13, itu adalah nama kegiatan untuk memberikan pengarahan sekaligus pelatihan kepada beberapa guru pengajar supaya lebih paham lagi menggunakan kurikulum terbaru yang diprogram pemerintah.

Yup! Jika tahun-tahun sebelumnya di beberapa sekolah di Indonesia masih ada yang menggunakan kurikulum lama, karena Kurikulum 2013 belum merata, maka tahun 2017 ini menteri pendidikan memutuskan bahwa kurikulum 2013 ini harus merata di seluruh sekolah di Indonesia. Maka dari itu untuk sosialisasi, diadakanlah kegiatan Bimtek ini. Sampai di sini paham? (wkwkwkwk, jiwa mengajarnya keluar...)

Jujur saja, begitu mendengar kabar dari Kepala Sekolah bahwa aku harus menghadiri Bimtek, ada dua perasaan yang langsung menyergapku. (halah, lebay! Tapi emang bener sih. Hehehe...) Senang sekaligus khawatir. Oke, aku senang karena akhirnya Ramadhan kali ini ada kegiatan, sungguh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang murni libur panjang. Bahkan aku merasa senang karena bisa menambah ilmu dan sahabat juga. Tapi, rasa khawatir yang muncul juga bukan tanpa alasan. Setelah melihat jadwal kegiatan yang dishare seorang teman di Whatsapp, aku khawatir takut tidak bisa berbuka puasa di rumah. Bayangkan saja, lokasi kegiatan itu jaraknya cukup jauh dari rumah. Pukul 07.00 Wib harus ada di lokasi sampai dengan pukul 16.30 wib. Sudah terbayang kan bagaimana kekhawatiranku kala itu. Terlebih saat aku coba mengecek lokasi melalui Google Map, ternyata bisa memakan waktu 1 jam perjalanan. Hm, semakin khawatirlah aku saat itu.

“We will never know the real answer, before you try.”

Begitulah kalimat bijak yang sering kudengar, bahwa, "Kita tidak akan pernah mengetahui jawaban yang sebenarnya (dari kekhawatiran kita), sebelum kita mencoba,". Maka, kubisikkan saja dalam hati, bismillahirrohmanirrohim. Selesai.

Hari pertama.
Ternyata teman-teman guru sekitar Sampang sepakat berkumpul di Monumen Kota Sampang untuk berangkat bersama menuju lokasi acara. Kami sengaja berangkat bersama-sama karena memang belum ada yang tahu di mana lokasi SMA Al Aziz tersebut. Alhasil, tepat pukul 7.00 wib kami tancap gas motor menuju ke arah utara Jalan Imam Bonjol sejauh kurang lebih 48 km. Laju motor sengaja kami jalankan dengan kecepatan standar, karena takut tersasar. Dan aku terpana dengan panorama alam sepanjang perjalanan yang kulalui di hari pertama itu. Maha karya Tuhan benar-benar mengalihkan mataku untuk mengabadikan panorama alam ciptaannya.

Panorama alam sepanjang jalan menuju desa Omben

Alhamdulillah melalui petunjuk Google Map dan informasi beberapa warga sekitar yang bisa kami tanyai, akhirnya kami tiba juga di lokasi. Jalan pedasaan yang kadang rusak tak menyurutkan semangat para guru untuk melewati semua itu dengan sabar dan hati-hati. Beruntung pembukaan masih akan dilaksanakan pukul 9.00 wib, sehingga kami masih punya waktu sekitar 30 menit untuk registrasi dan bernapas lega. Aku sedikit terkesiap saat mengecek lembar absen daftar sekolah, rupanya Bimtek yang diadakan di SMA Al Aziz ini diikuti oleh 36 sekolah jenjang SMA. Banyak juga ya, pikirku pelan.

Oh iya, ada satu hal yang menarik perhatianku ketika dalam perjalanan menuju SMA Al Aziz. Yaitu ketika memasuki desa Tlambah, aku cukup takjub dengan setiap rumah yang secara tak sengaja kulewati, di sana banyak sekali genting yang sedang dijemur atau tengah dibakar di sebuah tempat khusus. Aku baru ingat ternyata kampung Tlambah, Karang Penang, memang penghasil genting terbesar di Kabupaten Sampang. Kapan-kapan akan aku ceritakan dalam postingan berbeda ya mengenai Kampung Sejuta Genting ini. Supaya lebih mengena pengalamannya. :D

Lanjut lagi ke acara Bimtek Guru Sasaran Kurikulum 2013. Sebelum pembukaan dimulai, aku coba mengedarkan pandangan mengamati beberapa peserta lain yang sudah berkumpul di aula. Aku tersenyum ternyata dari beberapa ratus wajah yang hadir dalam aula, ada segelintir orang yang wajahnya cukup familiar di mataku. Diantaranya adalah teman sewaktu kuliah, teman SMA, dan teman seperjuangan yang pernah bertemu di acara serupa beberapa waktu sebelumnya. Pasti akan menjadi kegiatan yang menyenangkan nih! Gumamku dalam hati sembari tersenyum pelan.

Acara dibuka oleh beberapa Narasumber, Perwakilan pejabat dinas daerah, dan perwakilan dari LPMP (Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan) Jawa Timur. Seperti pada acara biasanya, salah satu pembicara memberikan salam serta menjelaskan beberapa hal penting mengenai Kurikulum 2013. Mulai dari penjelasan materi Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum, Penguatan Pendidikan Karakter, penerapan Literasi dalam Pembelajaran, hingga apa saja yang akan dilakukan dalam Penyelenggaraan Pendampingan selama enam hari ke depan. Sehingga hasil yang diharapankan dalam acara ini, para Guru Sasaran mampu meningkatkan serta mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan lebih baik lagi dan lancar. Hari pertama itu, kami (para Guru Sasaran) juga melakukan tes awal tentang seputar pendidikan. Tes pertama yang cukup menguras otak. Hahaaa...

Hari ke dua, sebelum masuk ke kelas sesuai mata pelajaran, para peserta diberi penjelasan mengenai Literasi dalam Pembelajaran. Aku semakin antusias mendengar pemateri menjelaskan beberapa hal mengenai Lierasi ini. Literasi memang cukup penting dalam pendidikan di era 21 ini. Supaya membantu meningkatkan generasi yang gemar literasi, maka harus ada kegiatan atau program literasi sejak dini. Terutama di sekolah. Maksudnya peserta didik harus mulai diajari tentang baca tulis sejak dini, baik di rumah maupun di sekolah. Dalam sesi ini, aku coba memberi beberapa pemikiran dengan cara bertanya kepada narasumber. Begitulah kira-kira yang terjadi pada hari pertama dan kedua Bimtek ini. Selanjutnya hingga hari ke 6, kami masuk ke dalam kelas untuk melakukan kegiatan pendampingan. Yaitu, praktek membuat perangkat mengajar dan presentasi di depan kelas. Jujur, aku bahagia bisa menghadiri acara ini. Karena selain menambah ilmu, aku bisa kenal banyak orang baru. Terlebih ada beberapa orang yang merupakan teman kuliahku, sehingga secara tak sengaja menjadi momen reunian kecil kami yang kocak.

Satu hal yang nggak bisa kulupa dari sekolah SMA Al Aziz, yaitu masjid kuno yang cukup unik menurutku. Aku suka dengan suasana asri masjid yang berdesain antik itu. Aku merasa berada di sebuah desa masa lalu dengan dikelilingi banyak santri. Kebetulan di SMA Al Aziz ini memang berawal dari sebuah pondok pesantren.

Masjid kuno di kawasan SMA Al Aziz



Oh iya, sebelum menutup postingan kali ini, aku mau mengutip sebuah quote dari Bapak Drs. Ahmad Jaelani, perwakilan dari LPMP Jawa Timur, bahwa:

"Tidak ada guru yang bisa membuat siswa menjadi pandai. Tapi, tidak ada siswa pandai tanpa bimbingan seorang guru."

Semoga bermanfaat ya teman-teman. :D

Kamar inspirasiku,
Sampang, 11 Juni 2017.
Tanah Garam, Madura.
***
Hari ke 2 ketika pembahasan literasi di dunia pendidikan

Suasana ruang kelas Mapel Bahasa Indonesia

Dua orang teman kuliah yang gokil

Kelompok V

Instrukturnya nggak mau kalah ikutan selfie (Pak Syaiful Haq)

Beberapa peserta Guru Sasaran