Senin, 13 Mei 2019

Unsa Ambassador 2019 with MA Nurudz Dholam (Latepost)



Hai, apa kabar? Duh betapa rindunya aku karena sudah lebih dari setahun nggak pernah posting tulisan di blog. Hehehe, maklum, sok sibuk 😥 Eh tapi beneran sibuk loh. Sibuk sama tunangan, nikah dan berduaan dengan kekasih halal, hehehe... Yup, bisa jadi inilah postingan pertamaku setelah aku menikah. Duh, padahal nikahnya udah 10 bulan lalu 😒 Alhamdulillah bulan ini (April) putri pertamaku lahir. Ah sudahlah, malah curhat... 😝

By the way, kali aku (lagi-lagi) mau share pengalaman perjalanan akhir Januari 2019 lalu nih. Haha, telat banget ya postingnya. tapi nggak apa-apa deh daripada nggak ada sama sekali khan? ngeles. Tepatnya perjalanan menemani beberapa siswaku yang hendak menghadiri acara kepenulisan di Surabaya. FYI, perjalanan kali ini aku bersama siswa kelas X di MA Nurudz Dholam Kedungdung-Sampang, tempat kerja baruku sejak awal tahun ajaran baru 2018-2019 lalu. Tahun ini aku mengajar di dua sekolah sekaligus dengan pembagian jadwal yang rapi, teratur, serta tidak mengganggu satu dan lainnya. Kakakakakakakakak detail banget kan jelasinnya😙

Kegiatan menghadiri acara kepenulisan ini sebenarnya sudah direncanakan cukup lama, sekitar bulan November 2018 lalu. Tapi berhubung tidak semua siswa bisa diajak, maka kami selaku guru mencoba menyaring beberapa siswa dengan mengadakan lomba cerpen antar kelas. Penulis cerpen terbaik akan diberi reward menghadiri acara kepenulisan tahunan di Surabaya yang diselenggarakan oleh grup menulis UNTUK SAHABAT. Dan terpilihlah enam orang tersebut yang bernama Elsa Mayori, Maisaroh, Nafila, Nur Fadilah, Hofifah, serta Wasilah.

Tepat pukul 6 pagi, Minggu 27 Januari 2019 kami berangkat dari Sampang Madura menuju Surabaya. Sebelum menuju lokasi acara yang kebetulan diadakan di salah satu mall Surabaya yaitu BG Junction, aku dan beberapa guru mencoba berkunjung ke suatu tempat yang ada hubungannya dengan perbukuan. Yaitu, ke sebuah kawasan bernama Kampung Ilmu Surabaya. Seperti yang sudah pernah saya posting sebelumnya, bahwa Kampung Ilmu Surabaya adalah sebuah pusat pelapak buku bekas di Surabaya dan sekaligus tempat untuk beberapa kegiatan kesenian lainnya.

Foto saat siswa mewawancarai salah satu pelapak
foto saat siswi Nurudz dholam mewawancarai salah satu pelapak buku di Kampung Ilmu Surabaya

Kami tiba di lokasi sekitar pukul 8 pagi. Kebetulan para pelapak sudah banyak yang membuka kios buku dagangannya. Aku mengajak siswa mengunjungi aula terlebih dahulu, karena dari tempat parkir aku melihat sebuah tulisan tentang adanya kegiatan pameran lukisan di sana. Mungkin ini salah satu keberuntungan kami karena ternyata hari itu adalah hari terakhir pameran lukisan itu digelar. Bersyukur kami bisa meliput serta bisa mewawancarai salah satu pelukis untuk dijadikan bahan Mading sekolah kami. Bahkan kami bisa berfoto bersama semua pelukis yang terlibat dalam acara tersebut.

Foto bareng para pelukis
Pengetahuan bisa kita dapat dari melihat karya seni seperti lukisan, kerajinan tangan, bahkan dari berbagai jenis tulisan alias buku. Right, begitu selesai mewawancarai para pelukis muda tersebut, kami beralih menuju kios buku-buku. Tentu saja untuk membeli beberapa eksemplar dan mewawancarai penjualnya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.40 wib. Bagaimanapun juga, aku harus mengingatkan peserta didik untuk mengakhiri safari  buku demi mengejar waktu untuk menghindari acara inti.
Rupanya kedatangan kami disambut dengan senyum kerinduan dari beberapa sahabat yang sudah cukup lama tak bersua. Teman-teman seperjuangan kami dalam dunia literasi tampak bahagia karena acara tahunan itu rupanya bisa mempertemukan kami kembali. FYI, aku tergabung dalam grup kepenulisan UNTUK SAHABAT sejak tahun 2011 lalu. Itulah mengapa kami merasa bahagia karena bisa bertemu dengan sahabat-sahabat lama. Dengan kata lain, acara ini bisa dijadikan sebagai reuni tahunan bagi keluarga grup UNTUK SAHABAT.

Acara kepenulisan itu dilaksanakan secara tahunan di salah satu mall Surabaya yang digabung dengan acara grand final pemilihan duta menulis versi grup menulis UNTUK SAHABAT. Nominator tahun ini ada dua orang yang berasal dari daerah berbeda. Pertama bernama Ansar Siri yang berasal dari Bone, Sulawesi Selatan, dan yang kedua bernama Anggi Putri W, berasal dari Jombang, Jawa Timur. 

Ada yang spesial untukku di momen unsam kali ini, yakni aku menjadi salah satu juri. bangga dikitlah Alhamdulillah bisa menjadi bagian dari acara itu kembali setelah tahun 2016 lalu menjadi salah satu juri.
Salah satu siswaku yang bernama Elsa Mayori menjadi pembuka acara dengan pembacaan puisinya yang menusuk hati. Judulnya "Teguran Kalam Ilahi". Puisi itu pernah dibawakan dalam lomba baca puisi se-Kabupaten Sampang dan meraih juara 2. Semua peserta yang hadir terpukau melihat penampilan Elsa, yang bisa ditandai dengan hujan tepuk tangan yang ditujukan untuk Elsa begitu puisi itu selesai dibacakan. Sebagai guru bahasa Indonesia-nya, aku bangga bisa melihat peserta didikku bisa memberikan penampilan itu.


foto dari paparazi saat aku memperkenalkan diri sebagai Juri

Berlanjut ke acara penjurian, suasana menjadi tegang ketika grand finalis diberi pertanyaan oleh juri. Beruntung kedua grand finalis bisa menjawab pertanyaan dengan lancar dan memuaskan. Jujur, saya pribadi sudah punya pilihan siapa yang pantas menjadi pemenang tahun ini. Namun, berhubung keputusan bukan hanya tanggung jawabku saja, melainkan masih ada 4 juri lainnya, maka harus dimusyawarahkan dan mengambil suara terbanyak.

Beruntung sebelum pengumuman pemenang, peserta yang hadir diberi hiburan dengan hadirnya seniman yang menampilkan musikalisasi puisi dan diluncurkannya buku baru kumpulan cerpen grup UNTUK SAHABAT. Kira-kira pukul 14.30 wib para juri mengumumkan pemenang Unsa ambassador 2019. Pemenang utama diraih oleh Ansar Siri sementara rivalnya harus rela berada di posisi kedua yaitu Anggi Putri W. sekali lagi kami bersyukur bisa mengabadikan momen bersama para pemenang. Begitu acara selesai, kami langsung balik ke kampung halaman di Sampang Madura.

Harapanku, semoga dengan mengikuti acara seperti ini bisa memotivasi peserta didik untuk belajar dunia literasi. Semoga acara ini bisa menjadi agenda tahunan sekolah kami untuk menambah ilmu pengetahuan. Amin.


April, 2019.
***


Keluarga MA Nurudz Dholam berfoto bersama para pemenang dan owner grup UNSA