Cinta oh cinta. Kuakui kau anugerah terindah yang diturunkan Tuhan untukku. Tapi tak dapat kupungkiri kau juga benih penyakit dalam hatiku. Bagaimana tidak, aku sudah berusaha sekuat tenaga mengusirmu dari aliran darahku, namun kau tak pernah mau meninggalkanku walau sejengkal langkah pun. Semakin kuat aku mengusirmu, eh kau malah semakin erat memeluk sel-sel darahku. Apa sih maumu cinta?
Oke cinta, oke!!
Kuakui, memang dulu aku sangat memujamu. Aku sangat mengagumi dan menyukai kedatanganmu. Kau begitu lembut menyelinap dalam dadaku hingga aku melambung ke angkasa menghirup udara segar dalam atmosfer cinta. Kau juga membawaku menjelajah dalam kisah-kisah romantis yang mungkin lebih romantis dari kisah Romi and Juli yang terkenal seantero dunia itu. Aku ingat betul ketika pertama kau menghinggapiku dulu. Kau sihir aku seperti orang gila yang tak berilmu, yang berjalan di bawah derasnya hujan, teriknya sang mentari dan menembus buasnya terpaan angin malam minggu hanya untuk menemui dia seorang. Kala itu kau membuang akal sehatku dengan ilmu hipnotismu.
Tapi itu dulu, Cinta! Dulu!! Sebelum aku berpisah dengan dia, sang belahan jiwaku. Ya, dia, gadis yang telah kuanggap sebagai cinta sejatiku. Sekarang gadis itu telah pergi tanpa permisi dulu padaku. Alhasil, tak segan-segan aku membencimu cinta, benar-benar benci hingga ke ujung denyut nadi. Kalau memang kau adalah anugerah terindah dari Tuhan, mengapa kau tak menyatukan aku dengan dia, cinta?
Oh, bunga-bunga cinta yang dulu pernah mekar dalam hatiku kini telah layu kering dan tak mempesona lagi. Janganlah kau buat hatiku semakin luka dan merana karena sisa-sisa sampah cinta yang ada dalam darahku. Janganlah kau kotori darah dan tubuhku dengan sisa-sisa sampah cintamu. Maka dari itu, kumohon dengan hormat, pergilah kau dari diriku cinta! Pergi !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar