Jumat, 05 Juli 2019

Sebongkah kenangan di Universitas Madura

Lokasi Depan Kampus Universitas Madura

Yup, jika dilihat dari judulnya, postingan kali ini tidak begitu jauh dari hal bernama "kenangan". Hehehe, bagaimanapun kehidupan ini berjalan, pasti yang namanya kenangan akan selalu ada di setiap sudut kehidupan kita. Sebuah kenangan tak akan pernah bisa dihapus, karena pada dasarnya kenangan itulah yang membawa kita berada di zona kehidupan yang kita jalani sekarang. Ya, tanpa adanya kenangan, mungkin kehidupan kita tidak akan seperti sekarang.

Selang 2 hari setelah pulang dari Surabaya mengantarkan peserta didik mengikuti lomba baca puisi di kampus Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) sekitar bulan Maret lalu, sebuah pesan di WhatsApp pak kepala sekolah mengagetkanku. Beliau memerintahkanku untuk kembali membimbing peserta didik untuk mengikuti lomba baca puisi lagi. Tapi kali ini hanya punya waktu berlatih hanya 10 hari saja, nah loohhh... Hehe. Bedanya, jika lomba puisi sebelumnya tingkat Jawa Timur, kali ini tingkat Madura saja. Itu pun memperebutkan piala penyair Madura bernama Zawawi Imron. Berhubung masih menggebu-gebu walau tidak meraih juara di kampus UWKS, aku harus bisa menerima tantangan ini sembari memberi semangat baru untuk peserta didik yang (masih) kecewa atas kekalahan lomba di Surabaya kemarin.

Yup, akhirnya aku kembali mencari tahu informasi lomba tersebut dan mendaftarkan keempat peserta didik untuk mengikuti perlombaan tersebut. Tentu saja tidak ada yang berubah, yaitu Elsa Mayori, Maulidia, Nur Fadilah, dan Hofifah. Tentu saja kali ini harus menggunakan puisi karya Zawawi Imron yang telah dipilih oleh panitia lomba.

Uniknya, sehari sebelum acara lomba berlangsung, Pendamping harus menghadiri acara technical meeting di aula Universitas Madura. Dan sebagai pendamping, mau tidak mau aku harus menghadiri acara tersebut. Aha, dalam hati aku sungguh merasa kegirangan lantaran aku punya kesempatan kembali mengunjungi kampus tempatku menempuh pendidikan sarjana silam. Dengan kata lain aku bisa mengobati rasa rinduku kepada tempat yang dulu pernah menampungku selama 4 tahun menuntut ilmu.

Berbagai momen mengingatkanku  kala itu. Mulai dari naik angkutan umum, hingga sudut-sudut kenangan di masa kuliahku. Ada satu kejadian cukup menggelikan ketika aku tiba di depan kampus. Begitu turun dari bis, aku sengaja duduk di salah satu kursi toko depan kampus. Ketika pemilik toko keluar, ia tersenyum melihatku. Aku pun reflek membalas senyuman lelaki itu.

"Dek, kuliahnya belum kelar juga ya?" Tanyanya sembari dengan wajah heran.

"Sudah lama lulus pak," jawabku sembari tersenyum, "emangnya bapak inget sama saya?" Lanjutku.

"Ya ingetlah, dulu kan kamu sering beli roti di sini," tukasnya, "saya kira kamu nggak lulus-lulus kuliah. Jangan kelamaan, nanti malah nggak nikah-nikah," ia pun tersenyum sembari berjalan masuk toko kembali.
Aku pun tertawa geli mendengarnya.

Aku sengaja mengunjungi tempat-tempat favoritku dulu, mulai dari taman depan kampus, perpustakaan, dan musholla. Ah, suasana di ketiga tempat tersebut masih sama seperti dulu. Tak ada yang berubah. Di taman masih tetap sejuk dan asri, tempat favoritku membaca buku saat menunggu jam kuliah. Di perpustakaan juga begitu, masih dipadati mahasiswa yang haus ilmu ataupun yang memburu referensi buku untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan dosen masing-masing, semuanya masih sama seperti dulu. Mungkin bedanya ada pada rak peletakan buku serta koleksi buku-bukunya saja. Ah, melihat suasana semacam itu membuatku bergumam, "jadi ingin kuliah lagi ya," begitulah kira-kira. Wkwkwkwkwk...

salah satu lokasi favorit saat membaca buku di sela kuliah
Acara technical meeting dilaksanakan di gedung aula lantai 3. Di sana lagi-lagi aku berkutat dengan sebuah kenangan yang mengingatkanku pada momen yudisium. Yup, di sanalah saksi bisu saat aku pertama kali mendengar kabar lulus kuliah bersama keempat teman sekelasku yang lain. Yup, tahun 2012 itu, dari sejumlah 30 mahasiswa di kelas B pagi, hanya 5 orang saja yang mengikuti yudisium tahap pertama sekitar bulan Agustus 2012. Sisanya masih belum bisa ACC skripsi. Duh, kalian pasti bisa membayangkan bagaimana kami berlima menikmati momen yudisium diantara kakak tingkat lainnya.
Tak ada yang bisa menggantikan momen-momen itu semua.
Technical Meeting
***

Hari kedua.
Minggu, April 2019.

Acara lomba baca puisi digelar. Kisahnya akan aku posting selanjutnya ya... thanks sudah mampir...