Lokasi Depan Kampus Universitas Madura |
Yup, jika dilihat dari judulnya, postingan kali ini tidak
begitu jauh dari hal bernama "kenangan". Hehehe, bagaimanapun
kehidupan ini berjalan, pasti yang namanya kenangan akan selalu ada di setiap
sudut kehidupan kita. Sebuah kenangan tak akan pernah bisa dihapus, karena pada dasarnya kenangan itulah
yang membawa kita berada di zona kehidupan yang kita jalani sekarang. Ya, tanpa
adanya kenangan, mungkin kehidupan kita tidak akan seperti sekarang.
Selang 2 hari setelah pulang dari Surabaya mengantarkan
peserta didik mengikuti lomba baca puisi di kampus Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya (UWKS) sekitar bulan Maret lalu, sebuah pesan di WhatsApp pak kepala sekolah mengagetkanku.
Beliau memerintahkanku untuk kembali membimbing peserta didik untuk mengikuti
lomba baca puisi lagi. Tapi kali ini hanya punya waktu berlatih hanya 10 hari
saja, nah loohhh... Hehe. Bedanya, jika lomba puisi sebelumnya tingkat Jawa
Timur, kali ini tingkat Madura saja. Itu pun memperebutkan piala penyair Madura
bernama Zawawi Imron. Berhubung masih menggebu-gebu walau tidak meraih juara di
kampus UWKS, aku harus bisa menerima tantangan ini sembari memberi semangat
baru untuk peserta didik yang (masih) kecewa atas kekalahan lomba di Surabaya kemarin.
Yup, akhirnya aku kembali mencari tahu informasi lomba
tersebut dan mendaftarkan keempat peserta didik untuk mengikuti perlombaan
tersebut. Tentu saja tidak ada yang berubah, yaitu Elsa Mayori, Maulidia, Nur
Fadilah, dan Hofifah. Tentu saja kali ini harus menggunakan puisi karya Zawawi
Imron yang telah dipilih oleh panitia lomba.
Uniknya, sehari sebelum acara lomba berlangsung, Pendamping harus
menghadiri acara technical meeting di aula Universitas Madura. Dan sebagai
pendamping, mau tidak mau aku harus menghadiri acara tersebut. Aha, dalam hati aku
sungguh merasa kegirangan lantaran aku punya kesempatan kembali mengunjungi
kampus tempatku menempuh pendidikan sarjana silam. Dengan kata lain aku bisa
mengobati rasa rinduku kepada tempat yang dulu pernah menampungku selama 4 tahun
menuntut ilmu.
Berbagai momen mengingatkanku kala itu. Mulai dari naik angkutan umum, hingga
sudut-sudut kenangan di masa kuliahku. Ada satu kejadian cukup menggelikan
ketika aku tiba di depan kampus. Begitu turun dari bis, aku sengaja duduk di
salah satu kursi toko depan kampus. Ketika pemilik toko keluar, ia tersenyum
melihatku. Aku pun reflek membalas senyuman lelaki itu.
"Dek, kuliahnya belum kelar juga ya?" Tanyanya
sembari dengan wajah heran.
"Sudah lama lulus pak," jawabku sembari tersenyum,
"emangnya bapak inget sama saya?" Lanjutku.
"Ya ingetlah, dulu kan kamu sering beli roti di
sini," tukasnya, "saya kira kamu nggak lulus-lulus kuliah. Jangan
kelamaan, nanti malah nggak nikah-nikah," ia pun tersenyum sembari
berjalan masuk toko kembali.
Aku pun tertawa geli mendengarnya.
Aku sengaja mengunjungi tempat-tempat favoritku dulu, mulai
dari taman depan kampus, perpustakaan, dan musholla. Ah, suasana di ketiga
tempat tersebut masih sama seperti dulu. Tak ada yang berubah. Di taman masih
tetap sejuk dan asri, tempat favoritku membaca buku saat menunggu jam kuliah.
Di perpustakaan juga begitu, masih dipadati mahasiswa yang haus ilmu ataupun
yang memburu referensi buku untuk memenuhi tugas-tugas yang diberikan dosen
masing-masing, semuanya masih sama seperti dulu. Mungkin bedanya ada pada rak peletakan
buku serta koleksi buku-bukunya saja. Ah, melihat suasana semacam itu membuatku
bergumam, "jadi ingin kuliah lagi ya," begitulah kira-kira. Wkwkwkwkwk...
salah satu lokasi favorit saat membaca buku di sela kuliah |
Acara technical meeting dilaksanakan di gedung aula
lantai 3. Di sana lagi-lagi aku berkutat dengan sebuah kenangan yang mengingatkanku
pada momen yudisium. Yup, di sanalah saksi bisu saat aku pertama kali mendengar
kabar lulus kuliah bersama keempat teman sekelasku yang lain. Yup, tahun 2012
itu, dari sejumlah 30 mahasiswa di kelas B pagi, hanya 5 orang saja yang
mengikuti yudisium tahap pertama sekitar bulan Agustus 2012. Sisanya masih
belum bisa ACC skripsi. Duh, kalian pasti bisa membayangkan bagaimana kami
berlima menikmati momen yudisium diantara kakak tingkat lainnya.
Tak ada yang bisa menggantikan momen-momen itu semua.
Technical Meeting |
***
Hari kedua.
Minggu, April 2019.
Acara lomba baca puisi digelar. Kisahnya akan aku posting selanjutnya ya... thanks sudah mampir...