Aura persaingan kembali menggema dalam aula
kantor satpol PP kota Sampang tanggal 10 September 2019. Tentu saja perihal
lomba baca puisi yang diadakan pada hari itu. Sejumlah kurang lebih 51 peserta
dari berbagai lembaga pendidikan tingkat SMP dan SMA mengikuti acara tersebut,
salah satunya sekolah tempat saya mengajar, yaitu MA Nurudz Dholam.
Sebenarnya sehari sebelumnya, tanggal 9
September di lokasi yang sama juga diadakan lomba pembacaan UUD 1945 namun
peserta dari MA Nurudz Dholam belum beruntung meraih juara.
Lomba baca puisi ini cukup menarik. Sebab,
tema yang diambil adalah puisi perjuangan. Sejak ditunjuk oleh kepala sekolah
untuk memilih siswa yang akan diikutkan, saya sibuk memutar otak memilih puisi
apa yang akan dilombakan nanti. Kebetulan panitia memberikan kebebasan untuk
peserta memilih puisi yang mau ditampilkan, sehingga setelah dipikir dan ditimbang
secara matang, akhirnya puisi karya Sutardji Calzoum Bahri yang berjudul
"Tanah Air Mata" yang saya pilih untuk siswi tingkat SMA dan "Lagu
Seorang Gerilya" karya WS. Rendra untuk tingkat SMP. Kebetulan di sekolah
kami selain ada jenjang MA, ada pula jenjang SMP. Dengan kata lain saya harus
mengajari keduanya dengan teknik yang berbeda dalam waktu satu Minggu saja.
Hehehe bismillah....
Lomba baca puisi dimulai pada pukul 08.00
wib. Siswi MA Nurudz Dholam mendapatkan nomor undian 30, dan siswi SMP nomor undian
15. Saya beberapa kali melihat data sekolah yang mengikuti perlombaan dan sempat
menandai beberapa nama sekolah yang patut dijadikan acuan persaingan. Ada
beberapa teman seperjuangan yang saya kenal dalam ruangan itu, tentu saja
mereka juga mendampingi peserta didiknya masing-masing.
Penampilan pertama dibuka oleh peserta
didik dari desa Camplong, dan berlanjut ke sekolah-sekolah lainnya. Nur Fadila
(peserta didik dari MA Nurudz Dholam yang saya pilih) berkali-kali berbisik
kepada saya bahwa dia deg-degan, sehingga beberapa kali harus pergi ke kamar
mandi untuk buang air kecil. Saya hanya bisa tertawa melihat tingkah lakunya
itu.
"Kamu sudah pernah melewati ajang yang
levelnya lebih besar dari ini, jadi berusahalah tenang," bisikku ketika
dia berdiri dari kursinya untuk pergi ke kamar mandi.
Sementara peserta didik saya yang dari
jenjang SMP (namanya Yuliana Dewi) lebih banyak diam memperhatikan peserta lain
yang sedang tampil di panggung dan tak lupa banyak-banyak berdoa. Sebab, ini
adalah momen pertamanya mengikuti lomba setingkat kabupaten.
Singkat cerita, pasca tampil, Nur Fadila
merasa puas dengan hasil yang ia capai. Kebetulan dalam perlombaan ini, skor langsung
terpampang di layar dekat panggung ketika peserta selesai menampilkan puisinya,
dan dapat dilihat oleh seluruh penonton yang hadir. Skor yang didapat Nur
Fadila untuk sementara 580, yang secara kebetulan berada di peringkat ke-2
(sementara) namun setelah acara selesai, ternyata ada 2 skor kembar dengan skor
Nur Fadila. Alhasil Nur Fadila harus diadu kembali untuk memperebutkan juara 3.
Hal yang sama terjadi pada peserta saya yang dari jenjang SMP, yaitu Yuli
mendapatkan skor kembar dan harus diadu kembali untuk memperebutkan antara
juara 2 dan 3.
Dalam penampilan ulang ini, kedua peserta
nomor kembar diberi 1 buah puisi baru yaitu karya Chairil Anwar yang berjudul
"aku". 15 belas menit adalah waktu yang diberikan panitia untuk
belajar. Tapi sayang, Nur Fadila harus bertahan di juara harapan.
Di lain sisi, Yuli (peserta tingkat SMP Nurudz
Dholam) juga mengalami hal yang sama dengan Nur Fadila yaitu memiliki nilai
kembar dengan peserta lain. Beda., Yuli hanya memperebutkan antara juara 2 dan
3. Beruntung dia masuk sebagai juara 3.
Lepas dari sisi itu semua, tiba-tiba saya
mendapat kabar dari pesan WhatsApp bahwa peserta Nurudz Dholam yang mengikuti
lomba pencak silat (lokasi dan acara Porseni di tempat yang lain namun di hari
yang sama dengan lomba baca puisi) mendapat juara 2 dan 3.
Nur Fadila
juara harapan 1 lomba baca puisi.
Yuli
SMP Nurudz Dholam juara 3 lomba baca puisi.
Riski Dimas juara 2 lomba pencak silat.
Azizah
juara 3 lomba pencak silat.
Kecewa? Tidak! Masih ada kesempatan lain
untuk bisa meraih kesuksesan tertinggi.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar