Kamis, 26 Januari 2012

Akulah Salah Satu Sejarah Yang Tak Pernah Tertulis Itu


Mengikuti sebuah even perlombaan memang sangat menyenangkan. Apalagi even tersebut adalah lomba tentang dunia tulis-menulis, wah semakin membuatku tertantang untuk ikut serta memeriahkan. Nah, dari setiap even lomba menulis, ada satu even yang paling membuatku kecewa, bahagia, sedih, gembira pokoknya campur aduk deh. Tepatnya mampu membawaku deg-degan selama sepekan, shock selama tiga hari dan sakit selama sehari. Ini benar-benar nyata dalam kehidupanku, bukanlah sekedar rekayasa.

Tahukah kau lomba menulis apakah itu? Hm, lomba menulis itu tak lain dan tak bukan adalah saat audisi penulisan buku IBUKU ADALAH 2 yang sekarang versi bukunya berjudul ...SEGALANYA BAGIKU. Lantas apa yang menarik? Mengapa aku bisa deg-degan selama sepekan, shock selama tiga hari dan sakit selama sehari?

Dalam lomba penulisan ini, kebetulan hanya 15 orang saja yang akan dijadikan pemenang. Sedangkan peserta yang mengikuti audisi tersebut berjumlah ratusan. Terbayang bukan, bagaimana ketatnya dalam persaingan memasuki 15 besar. Singkat cerita, aku pun masuk dalam kategori 30 besar. Duh, bangganya diriku kala itu.

Selama sepekan jantungku dipermainkan oleh panitia dengan memposisikanku dalam zona tidak aman. Berkali-kali aku keluar masuk di zona eliminasi. Dan setelah jantungku dipermainkan selama sepekan, akhirnya aku pun berhenti melaju hanya di urutan 18 saja. Ya! Mimpiku menjadi salah satu penulis buku keren itu langsung pupus. Aku tidak lolos. Dan yang paling kusesalkan hanya berhenti di angka 18 besar saja. Aku kecewa, kaget sekaligus shok berat. (Ya gitu deh, kalo inget peristiwa waktu itu, aku jadi malu sendiri. Hehehe,,). Mungkin karena aura even ini yang membuatku menggebu-gebu semangat sampai-sampai aku lupa diri dan jatuh di tengah jalan. Maklum, aku ingin sekali sebuku dengan orang-orang beken yang akan mengisi buku keren tersebut.

Di akhir cerita, aku mulai sadar bahwa dalam sebuah perlombaan pasti selalu ada yang kalah dan ada yang menang. Pelan-pelan aku mulai lapang dada. Andai saja aku boleh jujur, aku ingin sekali berpaling muka dari cover berwarna kuning itu, tapi entah mengapa malah buku itu semakin hari semakin mendekatiku? Malah dekat sekali. (lihat saja tuh fotonya. Malah aku memegang banyak banget kan?). Aura apa lagi ini kawan?

Tapi sekarang aku bangga. Bangga pada seluruh penulis buku ...SEGALANYA BAGIKU terutama sang penggagas Mbakyu Jazim Naira Chand. Berkat buku itulah awal terciptanya perpustakaan di sekolah tempatku mengajar. Dan yang paling terpenting yang perlu aku garis bawahi, Aku harus bangga telah ikut serta menjadi salah satu sejarah terciptanya buku bagus tersebut. Walau pun ternyata sejarahku tak pernah tampak tertulis dalam buku itu. Aku tetap bahagia. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa buku bercover warna kuning itu mendapat BOM (Book Of the Month) dari penerbitnya, wah semakin senanglah hatiku.

Bagi siapa saja yang belum memiliki, apalagi belum membaca buku ini, rugi banget deh kalau hanya melihat cover bukunya. Buruan beli karena buku ini benar-benar menggugah inspirasi untuk semakin mencintai ibu kita sendiri. Pokoknya yang belum beli, buruan deh beli...!!!

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar