Hah, BLB? Apaan tuh? Pasti penasaran kan?
Begini, beberapa hari lalu aku kan upload foto di medsos?
Nah, aku dapat banyak sekali pertanyaan tentang di mana lokasi foto tersebut. Berhubung
setelah aku menjawab bahwa lokasi itu di BLB, tak sedikit yang minta nunjukin
arah dan pertanyaan lanjutan ini itu yang membuatku harus menjawab
berulang-ulang. Baiklah, melalui postingan kali ini, aku beri tahu deh, ya. Pertama,
BLB itu kependekan dari Bukit Lampion Beramah. Pasti nggak banyak yang tahu
kan? Yup, BLB memang tempat wisata baru di Madura. Masih baru banget, kira-kira
tiga bulanan yang lalu gitu deh. Aku sih tahunya waktu akhir Ramadhan kemarin, itupun
karena sepupu yang dari Bali berkunjung terlebih dahulu ke BLB. Hehehe, dan
sejak itulah aku penasaran juga ingin tahu tempatnya seperti apa.
Nah, Kamis kemarin (tanggal 20 Juli 2017) waktu menghadiri
resepsi pernikahan seorang sahabat, tiba-tiba di tengah acara salah satu sahabatku
yang lain nyeletuk, "Abis ini mau ke mana? Mumpung libur, yuk, hunting ke
mana, gitu."
Sontak banyak yang merespon, namun banyak juga yang masih
galau antara mau ikutan atau nggak. Ya, biasalah. Nggak seperti dulu kalau ada
rencana langsung go semua. Maklum, sekarang sudah banyak yang disibukkan
dengan keluarga. Setelah mendengar ajakan itu, aku langsung ingat tentang
lokasi BLB. Langsung saja kuusulkan kepada teman-teman dan ternyata mereka
langsung setuju. Tanpa pikir panjang aku buka ponsel dan searching tentang
lokasi BLB. Alhamdulillah ada. Tapi, begitu acara resepsi pernikahan itu
selesai, yang lain membatalkan. Hanya aku dan seorang yang nyeletuk tadi yang
masih semangat. Akhir cerita, aku ke BLB cuma berdua. Ya, berdua saja. Kamu pasti
tau kan bagaimana perasaan kami saat itu? Yup, walau hanya berdua, rencana
harus tetap jalan. Bukankah laki-laki itu yang dipegang adalah ucapannya? halaah
apaan sih...
Oke lanjut.
Pukul 10.30 pagi kami berdua tancap gas dengan berpedoman pada
GoogleMap. Menurut Abang GoogleMap, jarak antara rumahku ke lokasi membutuhkan
waktu 57 menit. Itu artinya kami bisa sampai di lokasi sebelum Adzan Dzuhur.
Namun ternyata, kami berdua sempat nyasar. Arah yang ditunjukkan Abang googleMap
melewati jalan kecil dan menanjak. Muter-muter juga. Aku coba mencari jalan
alternatif, dan Alhamdulillah inilah jalan paling dekat, aman, dan cukup lebar.
Oh iya, jika kamu mau melewati gang yang kami lewati, plang informasi BLB
nyaris nggak terlihat. Hanya sebuah kayu kecil berukuran 10x20cm saja. Itu pun
dipasang di samping gang yang nyaris tertutupi dedaunan. Jika dari arah timur
jalan, jelas nggak kelihatan. Berbeda jika dari arah Barat, atau dari arah
Surabaya, tanda itu cukup terlihat meski berukuran seadanya.
Jarak dari gang itu menuju lokasi nggak terlalu jauh, hanya
sekitar 500-700 meter saja. Selama perjalanan jalan kecil itu, cukup banyak
rumah warga, kok. Jadi insyaallah aman dari kasus-kasus yang mungkin terjadi
diluar dugaan (misal: begal, perampokan, dan lain sebagaimanya). Di pertigaan
jalan, nanti kita temukan sebuah banner berukuran besar tentang lokasi Bukit
Lampion Beramah. Itu tandanya kita hampir sampai.
Kebetulan pagi menjelang siang itu, kudapati beberapa motor terparkir di sebuah halaman rumah sederhana yang dijaga beberapa orang pemuda. Begitu selesai memarkir motor, petugas parkir mengarahkan kami kepada seorang gadis pemegang karcis. Cukup murah sih, cuma Rp.3000/orang. Iseng aku sedikit bertanya tentang nama Beramah. Dan aku baru tahu bahwa Beramah itu nama sebuah desa. Tepatnya desa Beramah, Kec. Galis, Kab. Bangkalan. Jika dari arah Sampang, pas di baratnya Gunung Ghighir, atau desa Peterongan. Jika dari arah Suramadu, di timur desa Tanah Merah.
Kebetulan pagi menjelang siang itu, kudapati beberapa motor terparkir di sebuah halaman rumah sederhana yang dijaga beberapa orang pemuda. Begitu selesai memarkir motor, petugas parkir mengarahkan kami kepada seorang gadis pemegang karcis. Cukup murah sih, cuma Rp.3000/orang. Iseng aku sedikit bertanya tentang nama Beramah. Dan aku baru tahu bahwa Beramah itu nama sebuah desa. Tepatnya desa Beramah, Kec. Galis, Kab. Bangkalan. Jika dari arah Sampang, pas di baratnya Gunung Ghighir, atau desa Peterongan. Jika dari arah Suramadu, di timur desa Tanah Merah.
Untuk tiba di lokasi, kami perlu berjalan sekitar 150 meter dari
lokasi parkir. Dan, kondisi jalan setapak yang harus kami lewati cukup
menanjak, bisa menguras tenaga. Tapi tenang saja, selama perjalanan, ada banyak
tiang yang dihiasi lampion-lampion aneka warna. Jika lelah, berdiamlah sejenak
dan selingi dengan berfoto ria. Insyaallah lelahnya cepat berkurang. Hehehe...
Dari jalan ini saja kita sudah bisa melihat sebuah pemandangan dari ketinggian
meski hanya sedikit tertutupi pepohonan.
Di atas, atau tepatnya di lokasi inti, ada banyak spot untuk
berselfi ria bersama pasangan. Ada yang bertuliskan BLB, love, sayap malaikat,
meja makan yang dikelilingi Lampion, gazebo, hingga beranda kayu yang sengaja
dibuat di atas pohon. Cukup sederhana sih menurutku, tapi bagi kamu yang jago mengambil
sudut pemotretan, ada spot-spot menarik yang sayang untuk dilewatkan. Oh iya,
jika haus dan ingin membeli makanan, ada area khusus yang didirikan warga
sekitar untuk menyediakan cemilan dan minuman. Masalah harga aku kurang tahu, yang
jelas pasti nggak jauh berbeda seperti tempat wisata lainnyalah.
Mungkin itu saja informasi yang bisa aku bagi. Berikut
beberapa foto yang sudah kuabadikan dari beberapa spot yang tersedia. Semoga
bermanfaat ya, teman...!
Kamar Inspirasiku,
Sampang, 24 Juli 2017.
Menjelang Malam.
***
di Bukit Lampion Beramah (BLB)ada fotografernya dong? brapa sekali foto disana? ato ada harga khusus..
BalasHapusSalam, PulauMadura.com
iya ada. Masalah harga mungkin bisa dinego ke fotografernya.... :D
Hapus