Rabu, 05 Juli 2017

Kampung Sejuta Genting



(+) Tau nggak kalau ada kampung sejuta genting?
(-) Oh ya? Emangnya ada?
+) Ada dong! Kalian sudah pada tahu apa belum? Kalau belum tahu, sini kuberi tahu dulu. Letaknya di Sampang, Madura, loh. hehehe... cekidot...

Yup, postingan kali ini merupakan lanjutan dari postingan tentang Bimtek GS Bahasa Indonesia kemarin. Tapi yang ingin aku share bukan masalah kegiatan di bimtek tersebut, melainkan tentang sebuah desa yang banyak banget memproduksi genting tradisional di setiap halaman rumah para warganya. Nama desanya yaitu desa Tlambah, Karang Penang, Kabupaten Sampang. Lokasinya sekitar 30an KM ke utara dari kabupaten Sampang. Aku bersyukur bisa menjejakkan kedua kakiku di desa sejuk itu. Berkat dari kegiatan Bimtek Guru Sasaran 2017 itulah aku bisa terdampar di desa Tlambah selama 6 hari pada pekan kedua bulan Ramadhan 2017 ini.

Sepanjang jalan dari Utara desa Omben, terutama setelah melewati desa Blu'uran, aku sudah mulai bisa menemukan ratusan bahkan ribuan genting yang sedang di jemur oleh pemiliknya. Namun semakin memasuki kawasan desa Tlambah, pemandangan serupa semakin sering terlihat. Bahkan nyaris setiap rumah yang berjajar di sisi jalan kecil itu memiliki usaha atau bisnis yang sama dengan tetangga di sebelahnya.

Awalnya, ketika pertama kali aku melintasi kawasan desa itu pada hari Senin (6 Juni 2017), aku merasa kaget sekaligus heran. Jika biasanya warga Madura lebih banyak bertani di sawah atau membuat garam bagi warga pesisir, nah, kali ini aku melihat beberapa rumah yang sibuk membuat genting. Kebetulan pagi itu mereka sedang menjemur beberapa genting di sepanjang halaman rumah. Ada pula yang sibuk menata di rak-rak kayu yang di atasnya beratapkan genting. Mungkin itu genting yang sudah setengah kering dan perlu diangin-anginkan. Melihat kegiatan tersebut, langsung saja mata kameraku berbicara untuk mengabadikan sekilas kegiatan yang saat itu kulihat, meski aku sedang berada di atas motor bersama temanku.

Dari dulu warga Madura (terutama Sampang) jika ingin membeli genting, pasti yang mereka sebut pertama kali adalah desa Karang Penang. Karena memang genting di sana kualitasnya cukup bagus dan harganya murah. Bukan hanya itu, secara bentuk, jenis atau desainnya juga beragam. Ada genting Mantili, Gelombang Botol, Pentol, Press/Kripik, Ujung Pelur, dan Gelombang Garis. Tapi sayangnya aku nggak sempat mengabadikan setiap jenis genting yang kusebutkan tadi. :P

Sudah cukup lama desa yang satu ini terkenal akan produksi gentingnya. Bahkan bisa jadi sejak dari zaman penjajahan kolonial Belanda. ~Nggak percaya? Menurut informasi yang kudapat dari beberapa warga, dulu desa itu disebut sebagai pusat tengahnya pulau Madura. Alasannya karena dari desa tersebut jika ditarik arah ke utara atau selatan, jaraknya sama. Begitu pula jika diukur ke arah Barat maupun Timur pulau Madura, jaraknya juga sama. Dan dengan kondisi alam yang berbukit serta tekstur tanah yang berjenis tanah liat membuat warga kawasan ini harus berusaha kreatif memanfaatkan kekayaan alam tempat tinggal mereka sendiri. Jadi salah satu jalan terbaiknya mengolah tanah liat tadi menjadi potongan genting.



Jujur, selama tinggal di Madura, baru kali ini aku bisa menjejakkan kedua kakiku di desa ini. Dan, aku suka melihat beberapa warga yang setiap harinya sibuk bergelut dengan tanah. Untuk berkarya. Untuk mencari nafkah keluarga. Bahkan aku sempat terheran-heran dengan semangat kerja mereka. Mereka masih terus semangat mengolah tanah menjadi genting-genting berkualitas meski berada di tengah-tengah kemodernan zaman, yaitu tak sedikit warga mulai beralih dengan genting-genting modern pabrikan yang menawarkan kualitas lebih bagus dari genting-genting tradisional.

Oh iya, di kawasan ini juga melimpah sumber mata air, sehingga, air-air di desa Tlambah rasanya sejuk dan dingin. Bahkan ada yang diolah menjadi air minum kemasan dan dijual secara lokal. Berikut beberapa foto yang sempat kuabadikan melalui kamera ponsel.

Semoga bermanfaat...

Kamar Inspirasiku
Tanah Garam, Madura.
5 Juli 2017.
***













Tidak ada komentar:

Posting Komentar