Rabu, 07 September 2011

Ya, Itu Aku! (Curahan Hati Sang Perindu)

Oleh: Aswary Agansya

Itu aku,
Pemuda yang malam Minggu lalu menemuimu dengan penuh rindu. Ya, terpaksa menemuimu di kala hati tak mau lagi menunggu karena tak sabar ingin segera bersua denganmu. Harap kau maklumi itu karena benar kita telah lama tak bertemu.

Itu aku,
Pemuda yang tanpa malu menerobos pagar rumahmu yang terbuat dari besi perunggu. Jujur aku tidak tahu lagi bagaimana cara melewati pagar besi raksasa itu selain menerobosnya tanpa ragu. Maklumilah, di istanaku tak ada pagar sebagus itu.

Itu aku,
Pemuda yang meniti halamanmu sambil menuntun sepeda butut. Ya! Sepeda yang selama ini setia menemaniku. Yang apabila kukayuh, mengeluarkan suara menderu. Wahai kekasih, aku telah lupa bahwa tak pantas sepeda bututku melewati pagar besimu. Pun aku telah lupa betapa sandal jepitku tak layak meniti marmermu. Aku juga telah lupa bahwa mutiara tidak boleh bersatu dengan debu. Sungguh aku telah lupa akan semua itu!

Itu aku,
Pemuda lugu yang tak tahu adat menyerukan kata "Rindu" di balik damainya istanamu. Yang kutahu, aku hanya ingin mengobati rinduku padamu. Dan satu-satunya jalan adalah menemuimu. Walau itu hanya sebatas melihat pesonamu dari celah-celah lubang pintu.

Ya! Itu aku, wahai kekasihku!
Pemuda yang hidupnya terpaut jauh dari hidupmu. Pemuda yang hanya tahu bahwa hatinya telah lama rindu padamu. Kalau begitu, kutitipkan saja rindu ini pada angin yang berhembus, berharap bisa menembus pagar-pagar istanamu, tembok-tembok altar kamarmu hingga menyapa hatimu.

Aku telah merindukanmu kekasihku...!

Sampang, Tanah Garam. 11 Agustus 2011
***
Tulisan sederhana ini kupersembahkan untuk sahabat dan kawan yang pernah berbagi inspirasi denganku. Termasuk kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar