Sabtu, 07 September 2019

Lomba Baca Puisi D. Zawawi Imron



Tulisan ini adalah lanjutan dari postingan sebelumnya. Kalau ingin membaca klik di sini supaya bisa nyambung. Hehehe...

Hari kedua.


Minggu, April 2019.

Acara lomba baca puisi digelar. Kami peserta dari sekolah MA Nurudz Dholam berangkat sekitar pukul 06.00 wib menuju kota Pamekasan, Madura. Latihan selama seminggu kami jadikan harapan untuk meraih kemenangan. Mungkin memang itulah yang ada dalam benak kami sepanjang perjalanan, yaitu menang dan menang.

Hari itu, aku kembali bertemu dengan orang-orang lama di kampus. Mulai dari dosen, penjual makanan di kantin atau toko depan kampus, serta teman-teman yang juga mengantarkan peserta didiknya mengikuti lomba puisi yang diadakan pada hari itu. Satu hal yang paling spesial pagi itu, aku bertemu dengan dosen Satra sekaligus pembimbing skripsiku dulu, yaitu Bapak Tauhed Supratman. Kami pun mengobrol banyak hal, salah satunya tentang pendidikan. Pak Tauhed sempat bercerita tentang perkembangan proses menulis beliau sebagai sastrawan. Jujur, aku merasa malu melihat semangat beliau dalam menulis. Walau usia beliau sudah tidak muda lagi, semangat berkarya sama sekali tidak padam dalam benak beliau. Pak Tauhed adalah salah satu Inspirasiku di kampus untuk mendalami dunia literasi.



Momen mendebarkan bagi kami adalah saat menunggu giliran tampil sesuai urutan yang telah kami terima. Terlebih jika melihat peserta nomer muda yang penampilannya bagus-bagus dan memukau para penonton yang ada di ruangan itu. Namun aku berusaha menenangkan hati peserta didik supaya tetap tenang dan percaya diri, bahwa setiap peserta memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kemenangan.

Hingga pukul 12.00 wib peserta MA Nurudz Dholam belum juga tampil. Panitia memberikan waktu satu jam untuk istirahat sejenak. Kami menggunakan waktu sesingkat itu untuk berdiskusi, berhubung jam 13.00 wib nanti, nomor peserta kami kebagian tampil pertama kali (pasca waktu ishoma).

... dan aku bangga melihat ke-empat peserta MA Nurudz Dholam saat menampilkan puisi karya D. Zawawi Imron itu!

***

Pengumuman lomba akan dilaksanakan satu jam pasca penampilan semua peserta lomba. Untuk mengisi kekosongan waktu setelah tampil, kami beralih dari kampus Universitas Madura menuju kawasan kota Pamekasan. Tentu saja untuk menenangkan pikiran serta mengisi perut di salah satu tempat makan. Menu pedas jadi pilihan utama saat itu, :D aku lupa menu apa saja yang dibeli, namun aku lebih memilih mie ayam + baso pedas siang itu. :D kebetulan kami semua menyukai aneka makanan pedas, jadi tidak perlu heran dengan makanan yang kami makan siang itu.
Setelah makan siang, kami menuju masjid jami’ kota Pamekasan sekaligus bersih-bersih badan dan menunggu sholat Ashar tiba. Lelah mulai terasa, namun dapat dinetralisir oleh guyuran air segar saat mandi di masjid. Setidaknya untuk menambah semangat menunggu pengumuman pemenang lomba nanti sore.


Waktu menunjukkan pukul 15.30 wib ketika kami selesai berbenah dan hendak kembali ke Universitas Madura. Cukup 15 menit saja waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari Masjid Jami’ menuju kawasan kampus Universitas Madura. Rupanya setibanya di lokasi, perlombaan masih tersisa sekitar sepuluh orang saja, dan setelah itu membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk para juri berunding menentukan pemenang. Singkat cerita, waktu tunggu yang cukup lama itu sukses mengutak-atik jantung kami semua. Beruntung aku bertemu dengan teman lama, sehingga kualihkan masa tunggu itu sambil mengobrol banyak hal yang secara tidak langsung mengurangi rasa deg-degan di dadaku.

Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba.
Dan peserta kami tak ada satupun yang masuk menjadi juara.
Kecewa? Tentu saja. Tapi sebagai pendidik, saya harus bisa lebih tabah dari peserta didik yang secara raut muka jelas merasakan kecewa. Dengan penuh kesabaran kami coba memberikan pemahaman kepada mereka bahwa setiap perlombaan pasti ada yang kalah dan menang. Mungkin MA Nurudz Dholam belum beruntung dalam perlombaan kali ini. Kalau terus semangat dan tanpa patah arang, bukan tidak mungkin suatu saat akan kembali meraih juara seperti ketika mengikuti lomba sebelum-sebelumnya.

Begitulah sepenggal kisah kami selama mengikuti lomba baca puisi Piala D. Zawawi Imron. Semoga menginspirasi....
***

foto-foto kami...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar